TRIBUNNEWS.COM - Tidak disangka ternyata perawat Indonesia itu hebat-hebat. Saat ini sedikitnya 892 perawat dan penopang lansia telah tiba di Jepang. Ternyata dari jumlah tersebut ada tujuh orang yang telah memiliki sertifikat kecakapan bahasa Jepang tingkat N-2. Tingkat N-1 tertinggi terbaik dan tingkat N-5 terendah.
Artinya, 7 perawat/penopang lansia itu tak perlu belajar bahasa Jepang lagi di Jepang selama 6 bulan pertama dan bisa langsung bekerja penuh karena kemampuan bahasa Jepangnya luar biasa, walaupun belum sempurna.
Sedangkan yang tidak punya sertifikat N-2 harus belajar lagi bahasa Jepang di Jepang, termasuk belajar mengenai keperawatan Jepang guna menghadapi ujian keperawatan nasional Jepang.
Kini pun sedikitnya 35 perawat Indonesia telah memperoleh sertifikat lulus ujian perawat nasional Jepang. Padahal orang Jepang sendiri yang lulus ujian keperawatan nasional Jepang persentase kelulusan hanya 54 persen. Berarti memang hebat para tenaga kerja dari Indonesia.
"Mereka memang sangat rajin, fokus bekerja dengan baik, murah senyum, mudah beradaptasi, baik sekali dibandingkan tenaga kerja dari negara lain," ungkap sumber Tribunnews.com di kementerian tenaga kerja Jepang, Selasa (27/11/2012).
Dari 892 perawat dan penopang lansia itu, 208 orang masuk ke Jepang tahun 2008, lalu 362 orang masuk tahun 2009, lalu 116 orang masuk tahun 2010, lalu 105 orang masuk tahun 1011, dan sampai dengan 18 Mei 2012 tercatat 101 orang. Kesepakatan bersama disahkan parlemen Jepang tahun 2007 dan pelaksanaan pengiriman baru dilakukan awal tahun 2008. Janji pengiriman sedikitnya 1.000 perawat dan atau penopang lansia Indonesia ke Jepang. Berarti pengiriman itu masih terus dilanjutkan hingga kini. Gaji kotor mereka per bulan sekitar 200.000 yen atau sekitar Rp 23,3 juta (kurs Rp 116 per yen).
Mengingat kehebatan perawat Indonesia itulah, banyak warga Jepang terkesan baik kepada tenaga dari Indonesia. Namun karena biaya pelayanan di Jepang mahal, maka kelompok pengusaha dari Osaka menanamkan investasinya di Cikarang, membentuk Medical City di atas tanah 70 hektar dan 8 hektar di antaranya dibuat untuk orang lanjut usia Jepang dengan nama Long Life Jababeka City. Usaha tersebut telah dioperasikan mulai Oktober lalu.
Pembangunan seperti apartemen villa bagi senior sebanyak 400 unit dalam tiga lantai. Biaya sewa 13 juta rupiah termasuk makanan, setahun 141 juta rupiah termurah. tapi ada pula yang disewakan seharga 1,5 miliar rupiah setahun.
Perhatian kepada perawat Indonesia yang telah lulus dari Ujian Keperawatan Nasional Jepang sangat besar dari berbagai perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Sekolah bahasa Jepang Pandan College yang ada di Bali (0361-255-225) maupun di Jakarta (021-2727-2511) pun mengajarkan bahasa Jepang bagi para perawat khususnya yang ingin berangkat ke Jepang atau bekerja di sejumlah rumah sakit di Jepang.